Anda belum login :: 08 May 2025 15:29 WIB
Detail
ArtikelPembangunan dan Sumber Daya Manusia: Kebudayaan, Pendidikan dan Kerja  
Oleh: Budhisantoso, S.
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Berita IPTEK vol. Th-37 no. 2 (1993), page 7-14.
Topik: Pembangunan dan Sumber Daya Manusia: Kebudayaan; Pendidikan dan Kerja
Fulltext: BB42_37-02_1993.pdf (11.99MB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: BB42
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelBerbicara tentang kebudayaan, pendidikan dan kerja, mengingatkan kita pada pendapat seorang ahli psikoanalisis John Dewey dalam bukunya The Hu- man Nature Conduct, yang menyatakan bahwa manusia adalah mahlduk yang terikat oleh adat. Artdnya manusia tidak pemah bertindak berdasarkan naluri apalagi nalar semata, melainkan dipimpin oleh adat istiadat atau kebudayaan yang mereka kembangkan. Tantangan hidup yang bersifat naluri, ditanggapinya dengan mengembangkan adat istiadat yang menjadi pedoman dalam bersilcap dan bertindak. Demilcian juga manusia tidak semata-mata mengandalkan pada perhitungan untung rugi dalam bertindak, melainkan lebih banyak dikendali kan oleh adat yang berlalcu. Pemyataan Dewey itu sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Childe (1957) bahwa manusia membina dirinya (man makes himself) dengan mengembangkan kebudayaan. Sebagaimana diketahui manusia adalah mahlduk yang tidak pemah puas dengan din dan lingkungannya. Di mana pun dan bilamanapun manusia hidup, ia senantiasa berusaha menyempumakan din dan lingkungannya dengan mengembangkan kebudayaan sebagai penyambung keterbatasan jasmaninya. Kebudayaan yang mereka kembangkan itu selanjutnya diwariskan melalui proses belajar. Malinowski sebagai pendekar antropologi yang berpandangan fungsionalis memperkuat pendapat kedua pakar tersebut dengan menyatakan bahwa manusia mengembangkan kebudayaan dalam menanggapi kebutuhan hidup yang berpangkal pada dorongan naluri. Kebutuhan akan makan untuk membangkitkan energi yang diperlukan guna menjaga keseimbangan organ tubuhnya, ditanggapi manusia dengan pengembangan sistem perekonomian. Demikian pula dorongan seksual ditanggapinya dengan pengembangan pranata perkawinan dan lembaga kekerabatan
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)