Anda belum login :: 04 Jun 2025 12:46 WIB
Detail
ArtikelAnalisis Model Komunikasi Pembentukan Konsep Keluarga Sejahtera di Indonesia (Studi terhadap sosialisasi program BKKBN kota Depok dan Kota Bogor)  
Oleh: Sediyaningsih, Sri
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Jurnal Organisasi dan Manajemen vol. 9 no. 2 (Sep. 2013), page 145-161.
Topik: difusi-inovasi; interaksi sosial dan identitas sosial
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: JJ153.3
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPertumbuhan penduduk di Indonesia demikian pesatnya, bila pertumbuhan penduduk tidak diperhatikan maka diperkirakan pada tahun 2045 Indonesia akan diisi oleh sekitar 450 juta manusia, hal ini berarti 1 dari 20 penduduk dunia adalah adalah penduduk Indonesia. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala BKKBN yang juga sangat khawatir dengan kecepatan pertumbuhan penduduk Indonesia. Salah satu propinsi yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di Indonesia adalah jawa Barat yang mempunyai kepadatan penduduk 46.500 orang. Dengan kondisi ini tentu saja diperlukan startegi komunikasi untuk memobilitas kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga, dan yang lebih penting lagi memahami bahwa perencanaan keluarga tidak hanya sekedar dua anak cukup namun lebih kepada bagaimana bertanggungjawab untuk mensejahterakan anak dan mewujudkan keluarga yang bahagia lahir dan batin. Untuk itu melalui dua kota di Jawa Barat Bogor dan Depok dimana keduanya sangat dekat dengan sumber informasi atau Jakarta yang mempunyai tingkat penduduk pada tahap pra sejahtera masih cukup tinggi yaitu 2,46% pra sejahetra, 13,69% sejahetra 1. Sedangkan kota Bogor jumlah prosentase keluarga pra sejahtera jauh lebih tinggi daripada Depok yaitu nilai 4,07 dan keluarga sejahtera 1 hampir sama 13,41. Angka ketergantungan penduduk di Kota Bogor sebesar 31.64% sedangkan kota Depok lebih kecil sebesar 39.56% (Sumber; Database SIAK Provinsi Jawa Barat Tahun 2011). Bila dilihat dari tingkat ketergantungannya dan dibandingkan dengan usia produktif yang ada di kota Bogor dan kota Depok tersebut, yaitu 75,9% dan 73%, menunjukkan bahwa banyak usia prduktif yang tidak bisa dikatakan produktif lagi. Melalui pendekatan penomenologi dan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis triangulasi, maka artikel ini memberikan gambaran model komunikasi yang paling sesuai untuk mendesiminasikan konsep-konsep keluarga sejahtera.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)