Anda belum login :: 31 Jul 2025 10:08 WIB
Detail
ArtikelHaji Agus Salim, Indonesia, dan Islam  
Oleh: Maarif, Ahmad Syafii
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Tempo vol. 42 no. 24 (Aug. 2013), page 112-114.
Topik: Haji Agus Salim; Negarawan; Tokoh Politik Kemerdekaan
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: TT25.242
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelKarier Haji Agus Salim dapat dipantau melalui seribu satu jendela: penerjemah, aktivis politik, wartawan, diplomat ulung, negarawan, alim, dan intelektual kelas berat. Sekiranya dulu uslu RA Kartini dikabulkan pemerintah kolonial untuk memberikan beasiswa kepada alumnus terbaik Hogere Burger School tahun 1903 ini buat belajar ilmu kedokteran di Negeri Belanda, boleh jadi salim akan menjadi manusia lain sama sekali. Tidak mustahil ia akan menjadi seorang agnostik, bahkan ateis. Atau jika manusia cerdas ini tidak berkenalan dengan kultur rantau yang merangsang potensi intelektualnya untuk berkembang sampai batas maksimal dengan radius yang sangat jauh, dengan hanya terenyak di koto gadang (Bukittinggi), misalnya, tentu Salim, yang nama aslinya Masjhudul Haq, hanya akan dikenal di sekitar tempat kelahirannya. Pergumulannya dengan kultur rantau telah menempa Salim menjadi manusia universal dengan wawasan kemanusiaan, keindonesiaan, dan keislaman yang mendahului zaman.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)