Anda belum login :: 16 Dec 2025 04:52 WIB
Detail
ArtikelBanjir Berulang: Ekologinya dan Pengelolaan yang Tidak Berwawasan Lingkungan  
Oleh: Thayib, Mohammad. H
Jenis: Article from Journal
Dalam koleksi: The Ary Suta Center series on Strategic Management vol. 21 (Apr. 2013), page 195-206.
Topik: banjir; tata ruang; ekologi; tipologi lingkungan
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: AA75.1
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelBanjir juga terjadi di lokasi yang bukan langganan banjir, terutama daerah terbangun dan hunian. Konversi lingkungan alami dapat berdampak ke menurunnya kualitas lingkungan yang terusik keseimbangan homeostatiknya. Akan terus terjadi jika ekologi/lingkungannya diabaikan. Masalah kunci dari banjir di banyak lokasi pada dasarnya sama,yaitu bertindihnya curah hujan tinggi, konversi lahan berlebihan melampaui luas maksimum areal terbangun, konversi lahan di hulu yang menurunkan infiltrasi air, Perencanaan tata-wilayah, tata-ruang dan tata-kota seharusnya mempertim-bangkan tiga prinsip yaitu (1) jangan melawan alam, (2) tunduk pada kaidah ekologik yang berlaku, (3) akomodasikan kepentingan tanpa mengabaikan kedua butir (1) dan (2). Tipologi lingkungan hamparan Jakarta berperan besarpada angka curah hujan yang tinggi. Akibat daerah hulunya yang diapit oleh dua kelompok gunung sehingga menerima jatuhan air hujan sekitar J 0.500 juta m3/th, lebih dari 74% melimpas ke hilir, sehingga dataran Jabotabek rawan diterpa genangan dan banjir musiman. Sejumlah nama tradisional suatu daerah menjadi indikasinya. Diperbedakan 3 penyebab banjir di dataran hamparan Jabotabek, yaitu (1) banjir kiriman dari daerah hulu akibat hujan deras di DAS hulu yang meluapkan Ciliwung, Cisadane atau Cikeas, (2) banjir kiriman dari sungai yang berhulu di bagian tengah hamparan Jabodetabek akibat hujan deras yang cukup lama di daerah itu dan meluapkan 9 kali, diantaranya kali Krukut, Pesanggerahan, Angke, Sunter dan beberapa sungai lain, (3) banjir lokal akibat hujan deras di daerah hilir karenapermukaan resapanyang amat terbatas. Untuk mitigasi ancaman banjir maka luas ureal terbangun mesti disesuaikan dengan tingginya curah hujan lokal dengan memperhitungkan sifat tanah setempat untuk infiltrasi air, diadakan kembali areal parkiran air menggantikan yang telah dikonversi menjadi lahan terbangun, dan dibangun sistem pintu2 air seiring perkembangan kota guna pengalihan luapan air dari sungai! yang berpotensi meluap ketika di DAS hulunya menerima curah hujan yang besar.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)