Anda belum login :: 16 Apr 2025 11:16 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Budaya Mutu di MAN Model Jember
Oleh:
Prabowo, Sugeng. L
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi:
Jurnal Aplikasi Manajemen vol. 10 no. 3 (2012)
,
page 642-654.
Topik:
kepemimpinan kepada Madrasah
;
budaya mutu
;
MAN Model Jember
Fulltext:
489_Pas.pdf
(101.88KB)
Isi artikel
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan karakteristik dari budaya mutu di MAN Model Jember, 2) mendapatkan gambaran langkah-langkah kepemimpinan yang diambil oleh kepala Madrasah dalam mengembangkan budaya mutu di MAN Model Jember, 3) mendapatkan deskripsi dari upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala Madrasah untuk mengeliminasi resistensi (penolakan) pada pengembangan budaya mutu di MAN Model Jember, dan 4) mendapatkan gambaran prestasi sebagai hasil dari pengembangan budaya mutu di MAN Model Jember. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan desain studi kasus yang memanfaatkan teknik snowballing ketika menentukan para responden penelitian yang mana kepala Madrasah merupakan informan kunci. Data diambil dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, dan kajian dokumen. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis tema, yang kemudian dilanjutkan dengan triangulasi serta proses reduksi data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen dan kepemimpinan dari MAN Model Jember bisa mengembangkan karakteristik- karakteristik budaya mutu berdasarkan nilai-nilai berikut ini: 1) disiplin, 2) berserah diri kepada Alloh SWT, dan 3) hasrat atau keinginan untuk senantiasa berkembang. Langkah-langkah yang diambil oleh kepala sekolah meliputi: 1) pendelegasian wewenang kepada Wakil Kepala Sekolah, 2) peningkatan sistem manajemen Madrasah, 3) membuat pertanyaan tertulis tentang nilai-nilai, dan 4) mengoptimalkan kesempatan yang ada. Penolakan atau resistensi muncul karena adanya berbagai perubahan yang mencakup: 1) ketidak-tepatan waktu, 2) meninggalkan kelas ketika aktivitas belajar-pembelajaran sedang berlangsung, 3) seringkali mengakhiri kelas lebih awal, dan 4) seringkali tidak hadir/absen. Untuk mengatasi penolakan tersebut, kepala sekolah mengambil beberapa tindakan yang diperlukan, meliputi: 1) membuat pengukuran kinerja dengan menggunakan metode ilmiah, 2) melakukan negosiasi dan pendekatan personal, 3) meningkatkan kepuasan kerja para guru, 4) peningkatan yang berkelanjutan, 5) memberikan otonomi/kekuasaan yang luas. Pengembangan budaya mutu memberikan dampak terhadap: 1) reputasi Madrasah di masyarakat, 2) peningkatan pada prestasi akademik maupun non-akademik. Saran penelitian ini adalah melakukan upaya patok-duga (benchmarking) dengan Madrasah-Madrasah lain yang mempunyai prestasi yang lebih baik, serta mengadakan acara forum guru untuk merumuskan nilai dan sistem akulturasi dari nilai-nilai yang ada di Madrasah.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)