Anda belum login :: 09 Jun 2025 19:30 WIB
Detail
ArtikelPemahaman Konselor Tentang Fokus Layanan Konseling Perorangan (Studi di SMA Negeri Kota Padang)  
Oleh: Syukur, Yarmis
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: Prosiding seminar internasional konseling Malindo-3, the heart and soul of counseling: a reflection, page 356-366.
Topik: Pemahaman Konselor; Fokus Layanan; Konseling Perorangan
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: 159.07 (061) PRO
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelKonselor memiliki tanggung jawab membantu siswa mewujudkan kemandirian melalui berbagai layanan. Salah satu diantaranya dengan menyelenggarakan layanan konseling perorangan yang berorientasi lima fokus berikut, yaitu wawasan dan sikap terhadap klien, arah layanan, setting layanan, teknik operasionalisasi layanan dan penilaian hasil layanan. Di sekolah, penyelenggaraan layanan konseling perorangan belum sepenuhnya memperhatikan terpenuhinya kelima fokus dimaksud, yang ditandai dengan penyelenggaraan layanan jarang yang dilakukan secara "resmi", waktu pemberian layanan relatif tidak jelas dan kadang-kadang berlangsung sangat singkat, pelaksanaan layanan belum diikuti dengan evaluasi yang accountable, sumbangan layanan terhadap prestasi belajar siswa belum memperoleh aspirasi yang cukup tinggi, dan peran penilaian kinerja guru (PKG) terhadap peningkatan mutu kinerja penyelenggara layanan belum memberikan dampak positif. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemahaman konselor tentang fokus layanan konseling perorangan. Populasi penelitian adalah penyelenggara layanan konseling di SMA Negeri kota Padang tahun 2010 dengan jumlah 101 orang. Jumlah sampel 86 orang. Instrumen yang digunakan angket. Pengolahan data dilakukan dengan persentase. Hail Penelitian menunjukkan bahwa penyelenggara layanan konseling SMA Negeri kota Padang memiliki pemahaman tentang fokus layanan dengan skor rata-rata sebanyak 1%, < skor rata-rata 55%, dan > skor rata-rata 44%. Kualitas pemahaman mereka, jumlah terbanyak dengan kategori "cukup" (44%), "baik sekali" (32%), "baik" (12%) bahkan masih ada dengan kategori "kurang" dan "kurang sekali". Secara sub fokus layanan, jumlah penyelenggara layanan yang memiliki pemahaman WSTK dengan jumlah skor rata-rata (3%), < skor rata-rata (51%), dan > skor rata-rata (45%), pemahaman ALKP dengan jumlah < skor rata-rata (50%), dan > skor rata-rata (50%). Jumlah penyelenggara layanan yang memiliki pemahaman SLKP dengan jumlah skor rata-rata (3%), < skor rata-rata (54%), dan > skor rata-rata (43%), pemahaman TOLKP dengan jumlah rata-rata (2%), < skor rata-rata (49%), dan > skor rata-rata (49%) dan pemahaman dan pemahaman PHLKP dengan jumlah skor < skor rata-rata (48%), dan > skor rata-rata (52%). Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada penyelenggara layanan agar meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang fokus layanan dengan bermacam cara baik secara individual, kelompok ataupun kelembagaan dan terprogram dengan ikut dan berpartisipasi aktif pada pertemuan KKG dan MGP, pelatihan, seminar, lokakarya dan sejenisnya, mengikuti pendidikan S1 - kedua dalam bidang BK bagi penyelenggara layanan Non BK, mengikuti program PPK bagi penyelenggara layanan S1 BK.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)