Penelitian ini hendak menjawab tiga buah pertanyaan. Pertama, “Apakah ada hubungan yang berarti antara makna hidup dan kecemasan akan kematian?”. Kedua, “Apakah ada perbedaan kecemasan akan kematian pada kelompok-kelompok tertentu berdasarkan variabel yang secara hipotetis berkaitan dengan kecemasan akan kematian?” (misalnya: status perkawinan, jumlah anak dan aktivitas keagamaan di luar ibadah). Ketiga, “Hal-hal apa saja yang dipersepsi oleh orang dewasa madya yang mempunyai pekerjaan dengan risiko tinggi, sebagai sumber makna hidup?” Untuk mendapatkan data guna menjawab pertanyaan petama dan kedua, peneliti menggunakan Purpose in Life Test yang dikonstruksi oleh Crumbaugh, Skala Kecemasan Akan Kematian oleh Hartanto serta data kontrol. Untuk menjawab pertanyaan ketiga, peneliti menggunakan metode wawancara. Hasil perhitungan statistik menujukkan bahwa ada hubungan signifikan yang negatif antara makna hidup dan kecemasan akan kematian. Sedangkan terhadap kecemasan akan kematian sendiri, ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang menikah dan yang tidak menikah, namun tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok berdasarkan jumlah anak dan aktivitas keagamaan di luar ibadah. Hasil dan wawancara menunjukkan bahwa setidaknya ada empat hal yang dipersepsi oleh responden sebagai sumber makna hidup, yaitu: pekerjaan, agama, keluarga dan hobi. Untuk dapat menerapkan hasil penelitian ini pada populasi, peneliti menyarankan untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai kedua variabel tersebut, yaitu penelitian mengenai pengaruh makna hidup terhadap kecemasan akan kematian. |