Latar Belakang: Acne vulgaris merupakan salah satu masalah kulit yang banyak terjadi pada remaja dan dewasa muda, terutama pada individu dengan aktivitas akademik yang tinggi. Stres diketahui berperan dalam memicu atau memperberat acne melalui peningkatan hormon stres dan produksi sebum, namun bukti pada populasi laki-laki masih terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan keparahan acne vulgaris pada mahasiswa pre-klinik. Metode: Studi observasional analitik dengan desain potong lintang menggunakan teknik sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Tingkat stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale (PSS-10), sedangkan derajat acne vulgaris dinilai melalui Global Acne Grading System (GAGS). Data dianalisis menggunakan uji statistik dengan tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil: Sebanyak 90,9% responden dengan tingkat stres rendah mengalami acne vulgaris derajat ringan dan 9,1% mengalami acne derajat sedang-sangat berat. Pada responden dengan tingkat stres sedang–tinggi, proporsi acne derajat ringan menurun menjadi 49,1%, sedangkan acne derajat sedang–sangat berat meningkat menjadi 50,9%. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan derajat keparahan acne vulgaris (p = 0,017). Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan keparahan acne vulgaris pada mahasiswa laki-laki pre-klinik FKIK Unika Atma Jaya angkatan 2023–2024. |