Latar Belakang: Kelainan tulang punggung pada penari balet dilaporkan memiliki prevalensi sekitar 30% dan diduga berkaitan dengan karakteristik latihan yang dijalani dan juga status gizi. Aktivitas balet menuntut postur tubuh tertentu serta melibatkan intensitas dan beban latihan yang relatif tinggi, sehingga berpotensi memengaruhi proses pertumbuhan dan keseimbangan tulang punggung, terutama pada remaja yang masih berada dalam fase pertumbuhan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola latihan balet serta status gizi, dengan kelainan tulang punggung pada siswi sekolah balet di Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 100 siswi sekolah balet di Jakarta. Data frekuensi dan durasi latihan dikumpulkan melalui kuesioner, sedangkan intensitas latihan dinilai menggunakan skala Borg Rating of Perceived Exertion (BORG RPE). Status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pemeriksaan kelainan tulang punggung dilakukan menggunakan skoliometer untuk menilai Angle of Trunk Rotation (ATR). Analisis data dilakukan menggunakan STATA versi 17.0, dengan uji Chi-square digunakan pada analisis bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28% siswi sekolah balet di Jakarta terindikasi mengalami kelainan tulang punggung berdasarkan nilai ATR =5º pada pemeriksaan skrining. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pola latihan balet maupun status gizi dengan kelainan tulang punggung. Kesimpulan: Pola latihan balet dan status gizi tidak berhubungan secara signifikan dengan kelainan tulang punggung. Pemeriksaan skrining tulang punggung secara berkala perlu dipertimbangkan sebagai upaya pemantauan kesehatan tulang punggung pada penari balet remaja. |