| Latar Belakang: Morfologi mandibula dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Tinggi kondilus dan ketebalan korteks dapat dinilai melalui radiografi panoramik dan penting untuk analisis klinis maupun forensik. Namun, data mengenai perbedaan parameter tersebut pada populasi Indonesia masih terbatas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tinggi kondilus dan ketebalan korteks mandibula berdasarkan usia dan jenis kelamin menggunakan hasil radiografi panoramik. Metode: Penelitian ini merupakan hasil studi observasional analitik dengan desain cross-sectional berbasis data retrospektif pada radiografi panoramik pasien RS Atma Jaya Pluit. Tinggi kondilus dan ketebalan korteks mandibula diukur secara manual berdasarkan titik anatomi terstandar. Analisis statistik mencakup uji One-way ANOVA, post hoc Bonferroni, T Independen dan Mann-Whitney, serta Pearson. Hasil: Sebanyak 111 radiografi panoramik pasien RS Atma Jaya Pluit periode Oktober 2024 – Januari 2025 dilibatkan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa tinggi kondilus tidak berbeda signifikan berdasarkan usia (p = 0,292), tetapi lebih tinggi pada laki-laki (p = 0,001). Ketebalan korteks berbeda signifikan antar kelompok usia (p < 0,001), namun tidak berdasarkan jenis kelamin (p = 0,541). Tidak terdapat korelasi linear signifikan antara usia dengan kedua parameter morfologi mandibula. Kesimpulan: Tinggi kondilus mandibula berbeda signifikan berdasarkan jenis kelamin, dengan nilai lebih tinggi pada laki-laki. Ketebalan korteks mandibula berbeda antar kelompok usia, namun tidak menunjukkan hubungan linear signifikan. Tinggi kondilus tidak berbeda berdasarkan usia, sedangkan ketebalan korteks tidak berbeda berdasarkan jenis kelamin. Radiografi panoramik berguna untuk menilai variasi morfologi mandibula. |