| Swamedikasi merupakan praktik umum pengobatan mandiri, termasuk di kalangan mahasiswa kedokteran yang memiliki akses awal terhadap pengetahuan medis. Namun, pengetahuan yang dimiliki tidak menjamin perilaku swamedikasi yang tepat dan rasional, sehingga dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Oleh karena itu, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan swamedikasi dengan pola perilaku swamedikasi pada mahasiswa kedokteran pre-klinik di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Peneliti menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan cross-sectional terhadap 329 mahasiswa kedokteran pre-klinik angkatan 2022-2024 yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Peneliti mengumpulkan data menggunakan kuesioner teruji dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik (53.19%) dan pola perilaku swamedikasi yang tepat (58.66%). Meskipun demikian, hasil analisis bivariat tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan pola perilaku swamedikasi (p = 0,137). Kesimpulannya, tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan swamedikasi dan pola perilaku swamedikasi pada populasi penelitian ini, yang mengindikasikan bahwa pengetahuan swamedikasi yang tinggi tidak secara langsung menjadi penentu perilaku swamedikasi yang tepat. Perlu dilakukan analisis faktor-faktor lain di luar pengetahuan yang mungkin memengaruhi perilaku, seperti sikap, pengaruh lingkungan sosial, dan paparan informasi. |