Latar Belakang: Kebugaran kardiorespirasi merupakan indikator penting kesehatan kardiovaskular yang menggambarkan kemampuan sistem jantung dan paru dalam menyuplai oksigen selama aktivitas fisik. Berbagai faktor seperti jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar gula darah dapat memengaruhi tingkat kebugaran kardiorespirasi. Mahasiswa kedokteran berisiko mengalami penurunan kebugaran akibat aktivitas akademik tinggi dan gaya hidup sedentari. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada 101 mahasiswa aktif FKIK Unika Atma Jaya angkatan 2022–2024 yang memenuhi kriteria inklusi. Kebugaran kardiorespirasi diukur menggunakan gait speed test pada lintasan 15 meter, kemudian dikonversi menjadi estimasi 6MWT melalui rumus 48.09 + 321 × 10mWT dan selanjutnya VO2max dihitung menggunakan rumus Nury. Analisis data menggunakan uji Spearman, Pearson, dan independent t-test sesuai distribusi variabel. Hasil: Mayoritas responden (98,02%) memiliki kebugaran kardiorespirasi kategori sangat buruk. Mayoritas responden memiliki IMT normal (47,5%) dan kadar gula darah puasa normal (85,1%). Uji Pearson dan t-test menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin (p = 0,163) dan kadar gula darah puasa (p = 0,482) dengan kebugaran kardiorespirasi. Sebaliknya, uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara IMT dan kebugaran kardiorespirasi (p = 0,0001). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, dan kadar gula darah puasa dengan tingkat kebugaran kardiorespirasi pada mahasiswa kedokteran FKIK UAJ. Terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan tingkat kebugaran kardiorespirasi pada mahasiswa kedokteran FKIK UAJ. |