Latar Belakang: Penyakit tidak menular, termasuk diabetes melitus tipe 2, menjadi penyebab utama kematian global. Indonesia menempati peringkat ketiga dengan jumlah penderita pra-diabetes sebanyak 29,1 juta jiwa, terutama pada dewasa muda. Kebugaran kardiorespirasi (CRF) merupakan indikator penting kesehatan kardiometabolik dan berkaitan erat dengan risiko diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar gula darah dan CRF pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. CRF diukur menggunakan Chester Step Test (CST) dengan estimasi VO2max sebagai indikator CRF. Kadar gula darah diukur menggunakan glukometer dari sampel darah kapiler setelah puasa selama 8 jam. Nilai VO2max kemudian dianalisis berdasarkan jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar GDP untuk melihat ada/tidaknya hubungan antara variabel- variabel tersebut dengan CRF. Hasil: Sebagian besar mahasiswa/i FKIK Unika Atma Jaya memiliki tingkat CRF dalam kategori di bawah rata-rata (45,54%). Analisis menggunakan ujiFisher’s Exact menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan CRF (p = 0,222), serta antara kadar GDP dengan CRF (p = 0,165). Namun, terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan CRF (p = 0,001). Kesimpulan: Dalam penelitian ini, kadar GDP dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan CRF, sementara IMT dan GDP menunjukkan hubungan yang bermakna. Temuan ini menekankan pentingnya menjaga IMT dalam rentang ideal untuk mendukung kebugaran kardiosrespirasi pada dewasa muda. |