Latar Belakang: Peningkatan prevalensi gangguan metabolik seperti prediabetes dan diabetes di kalangan dewasa muda dapat menyebabkan penurunan kebugaran kardiorespirasi atau cardiorespiratory fitness (CRF). CRF merupakan prediktor dari berbagai indikator kesehatan, seperti kesehatan kardiometabolik, kesehatan kardiovaskular, kesehatan mental, dan prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar gula darah puasa (GDP) dan indeks massa tubuh (IMT) dengan CRF pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain potong lintang. Pengukuran CRF dilakukan menggunakan uji 20-meter shuttle run test untuk mendapatkan kecepatan maksimal shuttle, yang kemudian dimasukkan dalam rumus estimasi VO2max. Kadar gula darah puasa responden diukur dengan glucosemeter, dan IMT diukur dengan timbangan dan staturemeter. Analisis bivariat dilakukan terhadap hubungan antara CRF dengan indeks massa tubuh dan kadar gula darah puasa. Hasil: Sebanyak 48,5% dan 44,6% mahasiswa/i Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya masing-masing masuk dalam kategori CRF “sangat buruk” dan “buruk”. Analisis bivariat menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara IMT dengan CRF (p = 0,143), maupun kadar GDP dengan CRF (p = 0,410). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan kadar gula darah puasa dengan CRF. |