| Penelitian ini menguji apakah fenomena anomali musiman "Sell in May and Go Away" (SMGA) terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan menggunakan data harga penutupan harian IHSG dari 9 Mei 2022 hingga 29 April 2024, serta analisis menggunakan model Asymmetric GARCH, penelitian ini membandingkan rata-rata return saham antara periode Mei-Oktober dan November-April. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua periode tersebut, sehingga disimpulkan bahwa fenomena SMGA tidak terjadi di BEI. Temuan ini mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah, yang menyatakan bahwa pola historis seperti anomali musiman telah tercermin dalam harga pasar saat ini dan tidak dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return secara konsisten. |