Penelitian ini menginvestigasi dampak multifaset dari dua megatren global—globalisasi dan digitalisasi—terhadap kesejahteraan masyarakat di negara-negara ASEAN dan BRICS selama periode 2007 hingga 2024. Di tengah narasi dominan yang mengaitkan kedua fenomena tersebut dengan kemajuan ekonomi, tesis ini secara kritis menganalisis pengaruh variabel proksi globalisasi (keterbukaan perdagangan dan aliran modal asing) serta digitalisasi (penetrasi internet dan penggunaan media sosial), di samping faktor domestik krusial seperti korupsi dan kewirausahaan, terhadap tiga indikator utama kesejahteraan: pendapatan per kapita, tingkat pengangguran, dan angka kemiskinan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris yang nuansif mengenai bagaimana interaksi kekuatan eksternal dan kondisi internal membentuk lanskap kesejahteraan di dua blok ekonomi paling dinamis di dunia. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis regresi data panel, temuan penelitian ini menunjukkan hubungan yang kompleks dan tidak seragam. Hasil analisis mengungkapkan bahwa keterbukaan perdagangan dan penetrasi internet secara signifikan berkontribusi pada penurunan tingkat pengangguran. Sebaliknya, penggunaan media sosial justru menunjukkan korelasi negatif terhadap pendapatan per kapita dan asosiasi positif dengan peningkatan kemiskinan, mengindikasikan potensi dampak kontra-produktif dan mendorong perilaku konsumtif. Lebih lanjut, faktor tata kelola domestik, khususnya korupsi, terbukti memiliki pengaruh signifikan dalam menghambat peningkatan pendapatan dan memperburuk kondisi ketenagakerjaan. Temuan ini menegaskan bahwa manfaat dari globalisasi dan digitalisasi tidak bersifat otomatis, melainkan sangat bergantung pada kualitas institusional dan kebijakan domestik yang mampu mengoptimalkan peluang serta memitigasi risiko yang muncul. |