Kinerja panel surya sangat dipengaruhi oleh suhu permukaannya, di mana peningkatan temperatur dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan daya luaran. Penelitian ini bertujuan menentukan konfigurasi heatsink aluminium paling efektif untuk sistem pendinginan pasif panel surya menggunakan simulasi numerik dengan software ANSYS dan eksperimen di lapangan. Lima skema konfigurasi heatsink diuji, dengan variabel utama berupa konfigurasi penempatan heatsink di bagian belakang panel surya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi heatsink dengan konfigurasi vertikal (Skema 5) menghasilkan temperatur rata-rata terendah sebesar 49,732?°C, lebih rendah dibandingkan tanpa pendinginan yang mencapai 58,295°C. Berdasarkan hasil uji lapangan saat intensitas iradiasi 1011,9 W/m2, sistem pendinginan berbasis heatsink mampu menurunkan temperatur permukaan panel surya dari 58,88?°C menjadi 54,15?°C. Terjadi penurunan temperatur permukaan panel surya sebesar 4,73?°C dibandingkan dengan kondisi tanpa sistem pendinginan. Selain itu, daya maksimal yang dihasilkan panel surya meningkat dari 51,6278 (tanpa sistem pendinginan) menjadi 57,7073 W (dengan sistem pendinginan), atau mengalami kenaikan sebesar 6,0795?W. Analisis efektivitas biaya produksi juga menunjukkan nilai faktor efektivitas biaya produksi sebesar 0,998, yang berarti sistem pendinginan berbasis heatsink dapat digolongkan cost effective. |