Fear of missing out (FOMO) merupakan perilaku selalu ingin terhubung dengan yang dilakukan ataupun dimiliki individu lain. FOMO meliputi aspek self dan relatedness. Perilaku konsumtif merupakan perilaku melakukan pembelian berlebihan untuk memenuhi keinginan dan kesenangan sesaat. Perilaku konsumtif meliputi aspek pembelian impulsif, pemborosan, dan pembelian tidak rasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara FOMO terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Uji instrumen mendapatkan hasil; Instrumen FOMO melalui satu putaran menghasilkan 28 pernyataan valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,979. Sedangkan, instrumen perilaku konsumtif melalui dua putaran menghasilkan 55 pernyataan valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,993. Analisis hipotesis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan diperoleh hasil korelasi sebesar 0,690. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara FOMO dengan perilaku konsumtif. Hal ini berarti semakin tinggi FOMO, maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif pada mahasiswa, begitu juga sebaliknya. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa FOMO memberikan kontribusi sebesar 47,61% terhadap tingkat konsumtif itu. Aspek tertinggi penyebab FOMO adalah relatedness. Saran bagi mahasiswa agar tidak FOMO, yaitu mahasiswa dapat melakukan berbagai aktivitas agar dapat mengurangi penggunaan ponsel. Aspek tertinggi penyebab perilaku konsumtif adalah pembelian impulsif. Saran bagi mahasiswa agar tidak berperilaku konsumtif, yaitu mahasiswa harus lebih bijak dalam pembelian barang, sehingga pembelian tidak didasari oleh keinginan sesaat. |