Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengusulkan perbaikan terhadap proses bisnis pengadaan di PT. ABC, khususnya di lingkungan Fakultas Biosains, Teknologi, dan Inovasi (FBTI). Proses pengadaan saat ini menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan rendahnya efisiensi dan keterlambatan dalam pelaksanaan. Beberapa masalah utama yang diidentifikasi antara lain struktur approval yang berlapis tanpa mekanisme delegasi yang adaptif, validasi anggaran yang dilakukan secara ganda, serta proses manual yang terpisah dari sistem, seperti alih anggaran dan input permintaan barang. Hambatan-hambatan ini memperlambat alur kerja, menimbulkan duplikasi proses, dan meningkatkan beban administratif. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan kerangka Business Process Improvement (BPI) dengan pendekatan analisis akar masalah menggunakan metode 5 Why’s, diagram Fishbone untuk visualisasi sebab-akibat, serta Value-Added Assessment (VAA) untuk memilah aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Data dikumpulkan melalui studi dokumen, wawancara mendalam dengan pihak pengadaan, keuangan, dan administrasi, serta observasi langsung terhadap proses yang berjalan. Berdasarkan hasil analisis, beberapa rekomendasi perbaikan diusulkan, seperti penghapusan proses yang tidak esensial, penyederhanaan alur approval, penggabungan proses pengadaan dengan nilai =200 juta, serta pemanfaatan sistem katalog vendor. Implementasi rekomendasi tersebut menunjukkan hasil yang signifikan: pengadaan barang mengalami pengurangan 9 proses dengan efisiensi waktu 4–7 hari kalender, pengadaan jasa menghilangkan 12 proses dan memangkas 7–11 hari, sedangkan pengadaan barang dan jasa melalui tender menyederhanakan 13 proses dengan efisiensi hingga 7–16 hari. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan BPI mampu meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan akuntabilitas proses pengadaan tanpa mengurangi fungsi pengawasan, serta mendukung transformasi digital dan integrasi sistem secara menyeluruh. |