Penelitian ini menganalisis hubungan dinamis antara Bitcoin dan indeks saham ESG di Indonesia maupun China menggunakan metode Generalized Vector Autoregression (G-VAR). Hasil menunjukkan korelasi rendah antara Bitcoin dan ESG (0,096 untuk Indonesia; 0,049 untuk China), mengindikasikan potensi diversifikasi portofolio yang efektif. Spillover effect antar aset minimal (<1%), menandakan independensi pergerakan harga. Perbedaan regulasi kripto di kedua negara memengaruhi hubungan ini: China (pelarangan Bitcoin) menunjukkan dekoneksi lebih kuat, sementara Indonesia (regulasi adaptif) mempertahankan kaitan terbatas. Temuan ini mendukung strategi alokasi Bitcoin terkontrol dalam portofolio ESG untuk mengurangi risiko, dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan kebijakan lokal. |