Specific Absorption Rate (SAR) digunakan untuk mengevaluasi keamanan paparan manusia terhadap medan elektromagnetik, khususnya dari perangkat seluler. Di Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 177 Tahun 2024, semua ponsel dan tablet yang dijual harus menjalani pengujian SAR di laboratorium dalam negeri. Namun, pengujian SAR perangkat 5G memakan waktu lama karena banyaknya konfigurasi yang diperlukan, sehingga menunda peluncuran produk dan adopsi teknologi baru. Penelitian ini melakukan uji coba pengukuran menggunakan Base Station Simulator (BSS), antena dipole, dan SAR Test System untuk mengusulkan metode pengujian SAR yang lebih efisien untuk 5G. Konfigurasi ini melibatkan parameter tetap (daya pancar dan resource block) dan parameter yang berubah (frekuensi, lebar pita, dan modulasi) untuk menguji pengaruhnya terhadap nilai SAR. Konfigurasi yang diusulkan adalah frekuensi tinggi, modulasi QPSK, dan lebar pita terbesar yang terbukti optimal. Dengan mengimplementasikan konfigurasi ini, waktu pengujian SAR untuk perangkat 5G berkurang 98,74%, dan proses pengujian menjadi 69,33 kali lebih efisien. |