| Skripsi ini membahas perencanaan dan pendirian bisnis kopi herbal bernama Mindbrew, yang hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang ingin tetap menikmati kopi tanpa khawatir akan gangguan lambung seperti asam lambung dan GERD. Dengan memadukan kopi arabika berkafein rendah dan bahan herbal seperti ashwagandha, daun mint, kayu manis, dan stevia, Mindbrew menawarkan produk minuman kopi yang sehat, nyaman di lambung, dan tetap enak dinikmati. Produk ini menyasar segmen konsumen aktif dan sadar kesehatan, khususnya mereka yang mengalami ketidakcocokan dengan kopi biasa namun tetap ingin menjaga energi dan fokus dalam aktivitas sehari-hari. Dalam menyusun strategi bisnis, Mindbrew mengandalkan pendekatan Business Model Canvas (BMC), analisis industri melalui Porter’s Five Forces, serta strategi pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion). Mindbrew dirancang untuk berkembang secara bertahap mulai dari dua varian awal pada tahun 2025, hingga enam varian pada tahun 2029. Promosi dilakukan melalui konten edukatif di Instagram, pre-order, bazaar, endorsement, dan penjualan online via marketplace. Sistem distribusi dan operasional dipersiapkan dengan kapasitas produksi manual di awal, lalu dikembangkan dengan penambahan tenaga kerja part-time dan digitalisasi proses pemesanan. Strategi ini disusun agar sesuai dengan kapasitas usaha dan kebutuhan pasar secara berkelanjutan. viii Dari sisi keuangan, bisnis Mindbrew diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang positif. Dengan modal awal sebesar Rp10.625.000, usaha ini mencatat arus kas positif sejak tahun pertama dan nilai NPV menunjukkan kelayakan usaha yang baik. Dengan perencanaan yang matang di sisi produk, pemasaran, dan keuangan, Mindbrew diyakini mampu menjadi usaha yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam membangun gaya hidup sehat di kalangan masyarakat Indonesia. |