Perkembangan zaman ditandai melalui kemajuan teknologi seperti artifisial inteligensi atau kecerdasan buatan (AI). Dalam penerapannya, kecerdasan buatan dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi serta efektivitas sebuah institusi. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mendorong adopsi sistem otomatisasi dalam berbagai sektor, namun juga memunculkan tantang etika yang signifikan. Namun, kecerdasan buatan (AI) masih melekat dengan berbagai macam tantangan etika seperti privasi data, bias, akuntabilitas dan transparansi. Maka dari itu penting bagi sebuah institusi untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi tantangan yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk mendapatkan loyalitas dari pengguna serta keberlangsungan sebuah institusi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lima studi kasus penerapan AI, yaitu Amazon Recruiting Tool, Tesla Autopilot/Self-Driving Cars, Criminal Risk Assesment Tool, Facial Recognition Law Enforcement di China, dan Facebook/Meta-Content Recommendation AI. Metode pengumpulan data untuk sumber data menggunakan data sekunder. Dalam penelitian ini membahas serta mengidentifikasi potensi kecerdasan buatan (AI) yang dapat menyimpang dari etika ataupun kaidah yang berlaku menggunakan AI Ethics Canvas Model. Melalui AI Ethics Canvas Model akan memberikan hasil berupa kanvas meliputi 9 bagian yang dapat berperan sebagai panduan suatu institusi untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan (AI) dalam penerapannya masih berfungsi secara baik, transparan dan tidak menyimpang etika. |