Karyawan yang bekerja DKI Jakarta, sebagai pusat ekonomi nasional, dihadapkan pada tuntutan kerja tinggi yang dapat menghambat kreativitas, padahal kreativitas merupakan aspek krusial bagi kemajuan organisasi. Dalam menghadapi tantangan, individu cenderung menggunakan dua pendekatan gaya berpikir kreatif berdasarkan teori KAI yaitu adaptor (memperbaiki cara yang ada) dan innovator (menciptakan cara baru). Salah satu strategi yang dapat mendorong kreativitas adalah PWD, yaitu upaya proaktif karyawan untuk mengadopsi elemen fun dan challenge dalam pekerjaan. Meski PWD telah dikaji dalam kaitannya dengan kreativitas, dinamikanya dengan gaya berpikir kreatif menurut KAI belum diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran PWD dan KAI pada karyawan di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan dilanjutkan dengan uji beda. Alat ukur yang digunakan adalah Playful Work Design Scale dan KAI Inventory yang keduanya sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 270 karyawan di DKI Jakarta berusia 18-59 tahun. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas karyawan yang bekerja di DKI Jakarta memilki tingkat PWD (fun dan challenge) yang tinggi. Kemudian, hasil kategorisasi KAI menunjukkan mayoritas karyawan adalah adaptors. Pada dimensi KAI, skor originality (SO) cenderung tinggi, namun rendah pada efficiency (E) dan rule group conformity (R). Uji beda PWD antara adaptors dan innovators tidak menunjukkan perbedaan signifikan, namun terdapat korelasi pada beberapa dimensi. Analisis tambahan juga mengaitkan PWD, KAI, dan variabel demografis. Temuan ini diharapkan membantu karyawan menghadapi tantangan kerja melalui penerapan PWD yang sesuai dengan gaya kreativitas masing-masing, serta menjadi dasar intervensi organisasi ke depan. |