Maraknya penggunaan media sosial, khususnya Instagram di kalangan dewasa awal memberikan dampak terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well-being). Penggunaan dengan intensitas sedang (3-4 jam perhari) belum banyak diteliti secara mendalam, padahal pada tahap usia ini individu sedang mengalami berbagai transisi penting dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan subjective well-being pada dewasa awal yang menggunakan Instagram dengan intensitas sedang, dengan fokus pada pengalaman dan persepsi individu pada kehidupannya secara umum untuk melihat dampak penggunaan media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode wawancara semi-terstruktur terhadap empat partisipan berusia 19-22 tahun yang berdomisili di Jabodetabek. Data analisis menggunakan analisis tematik berdasarkan tiga dimensi subjective well-being dari Diener, yaitu kepuasan hidup (aspek kognitif), afek positif, dan afek negatif. Hasil menunjukkan bahawa penggunaan Instagram berdampak ambivalen, sebagian partisipan merasakan manfaat dalam bentuk hiburan, interaksi sosial, dan motivasi. Sementara sebagian lainnya mengalami gangguan tidur, penurunan fokus, hingga munculnya perasaan cemas. Faktor internal seperti kepribadian dan dukungan sosial, serta faktor eksternal seperti algoritma dan ekspektasi sosial turut mempengaruhi subjective well-being individu. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial Instagram yang sedang dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap subjective well-being dewasa awal, tergantung pada bagaimana individu memaknai dan mengelola penggunaan media sosial tersebut. Namun, media sosial Instagram menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi afek negatif pada subjective well-being individu. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran dan pengelolaan diri dalam penggunaan iv media sosial agar tidak mengganggu keseimbangan hidup dan kesejahteraan mental individu pada masa dewasa awal. |