Menjadi ibu untuk pertama kali (first-time mother) membawa perubahan besar dalam kehidupan perempuan. Meskipun kehadiran anak sering dikaitkan dengan kebahagiaan, ibu pertama kali menghadapi berbagai tantangan, mulai dari perubahan fisik, tekanan psikologis, hingga dinamika hubungan sosial yang berubah. Terbatasnya dukungan sosial dan hilangnya kebebasan menjalani aktivitas pribadi memengaruhi kesejahteraan subjektif (subjective well-being) ibu pasca melahirkan. Kebanyakan ibu pertama kali mengalami penurunan kesejahteraan hingga mengidap masalah psikologis seperti depresi postpartum. Penelitian tentang subjective well-being pada ibu pertama kali sebagian besar masih didominasi oleh konteks negara Barat, sementara studi serupa di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali subjective well-being pada first-time mothers di Indonesia dalam beradaptasi sebagai ibu pertama kali dan faktor yang memengaruhinya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian adalah tiga orang ibu usia 25-31 tahun yang baru pertama kali memiliki anak usia 5-8 bulan di daerah Jabodetabek dan Jawa Barat. Partisipan dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur secara luring. Validitas data kualitatif dilakukan dengan metode triangulasi sumber penelitian terdahulu dan member checking.
Penelitian ini menunjukkan subjective well-being sebagian first-time mothers cenderung positif yang ditunjukkan oleh refleksi kehidupan yang positif meskipun menghadapi tantangan sebagai ibu baru. Subjective well-being sebagian first-time mothers lain cenderung negatif yang ditunjukkan oleh adanya tekanan emosional yang memicu gejala depresi postpartum. Perbedaan ini disebabkan oleh dukungan sosial dan persepsi terhadap dukungan sosial yang diterima. |