| Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola pengasuhan orang tua dan tingkat resiliensi pada mahasiswa semester awal di Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Jakarta. Latar belakang penelitian ini didasari oleh meningkatnya tren pengasuhan otoriter seperti “Parenting VOC” di Indonesia akibat pandangan akan generasi Z sebagai generasi yang rapuh. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain korelasional eksplanatori, data dikumpulkan dari 148 mahasiswa Unika Atma Jaya berusia 18-19 tahun melalui teknik purposive sampling. Dua buah kuesioner yaitu Parenting Styles and Dimensions Questionnaires (PSDQ) dan Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) digunakan untuk memperoleh data persepsi pengasuhan pola asuh orang tua dan resiliensi. Hasil analisis deskriptif menggambarkan bahwa lebih dari sebagian besar partisipan mempersepsikan pola pengasuhan yang demokratis oleh kedua orang tua dan memiliki resiliensi yang tergolong sedang. Lebih lanjut, uji korelasi juga menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara pola asuh demokratis (baik dari ayah maupun ibu) dengan resiliensi, serta hubungan negatif yang signifikan antara pola asuh permisif dan otoriter (terutama dari ayah) dengan resiliensi. Namun, pola pengasuhan ibu yang otoriter tidak menujukkan hubungan yang signifikan dengan resiliensi. Hasil ini mendukung teori sebelumnya bahwa pola asuh demokratis cenderung menghasilkan individu yang lebih tangguh secara psikologis. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memberikan informasi bagi pengembangan program pengasuhan yang konstruktif dalam membangun resiliensi. Secara khusus, penelitian ini dapat berkontribusi penting bagi pengembangan program mahasiswa baru, khususnya untuk mengenali pola pengasuhan orang tua dan strategi yang mendukung serta menguatkan resiliensi mahasiswa Unika Atma Jaya dalam masa transisi menuju dewasa muda. |