Penelitian ini melihat hardiness sebagai pelindung bagi individu menghadapi tantangan-tantangan sebagai orang dengan systemic lupus erythematosus, yang rentan mengalami psychological distress dikarenakan keterbatasan fisik dan pengobatan intens oleh karena penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara psychological distress dan hardiness pada orang dengan systemic lupus erythematosus (SLE). Dengan peningkatan penyakit SLE di Indonesia, penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan desain penelitian non-experimental design. Partisipan penelitian terdiri dari 53 orang dengan systemic lupus erythematosus yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur The Kessler Psychological Distress Scale (K10) untuk mengukur variabel psychological distress dan alat ukur Hardiness Untuk Individu Dewasa Awal untuk mengukur variabel hardiness. Peneliti melakukan uji normalitak menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Data tidak terdistribusi secara normal sehingga menggunakan teknik korelasi Spearman’s Correlation. Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan antara psychological distress dan hardiness (r = -0,580 ; p < 0,001). Artinya, semakin tinggi psychological distress, semakin rendah hardiness pada orang dengan SLE. Saran penelitian selanjutnya adalah untuk melibatkan lebih banyak partisipan yang tidak tergabung dalam komunitas SLE, serta untuk mempertimbangkan menambah variabel lain. Bagi orang SLE, disarankan untuk melatih hardiness supaya tidak rentan mengalami psychological distress karena tantangan akibat penyakit SLE. |