Sektor bangunan merupakan salah satu kontributor utama dalam konsumsi energi nasional, dengan sistem pendingin ruangan (HVAC) menjadi penyumbang energi terbesar, khususnya di wilayah beriklim tropis seperti Jakarta. Dalam kondisi tersebut, efisiensi energi menjadi isu krusial bagi pengelola gedung komersial. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis performa sistem air-cooled chiller pada Gedung Kantor A melalui detailed energy audit, serta merancang sistem baru berbasis water-cooled chiller sebagai solusi peningkatan efisiensi energi. Hasil audit menunjukkan bahwa efisiensi air-cooled chiller plant yang terpasang adalah 1,719 kW/RT, yang berada dalam kategori Needs Improvement berdasarkan kriteria ASHRAE. Inefisiensi pada air-cooled chiller plant disebabkan oleh usia peralatan yang sudah tua dan fenomena over-pumping pada chilled water pump. Berdasarkan total beban pendinginan sebesar 283 RT, maka dirancanglah sistem baru menggunakkan water-cooled chiller yang mampu beroperasi pada efisiensi 0,660 kW/RT, dan ini setara dengan peningkatan efisiensi sebesar 62%. Proyeksi penghematan energi mencapai 1.706.063,86 kWh per tahun atau sekitar Rp 1.914.365.725,00. Dengan demikian, diharapkan sistem pendingin berbasis water-cooled chiller tidak hanya meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan biaya operasional, tetapi juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon di sektor bangunan komersial Indonesia. |