Senyawa antioksidan hidrofilik memiliki banyak manfaat, namun aplikasinya masih terbatas dikarenakan sifatnya yang mudah terdegradasi. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dapat meningkatkan stabilitas antioksidan hidrofilik. Pada penelitian ini, dilakukan pemodelan menggunakan Vitamin C yang akan distabilkan dengan sistem emulsi ganda A/M/A. Sistem A/M/A dipilih dikarenakan kemampuannya dalam mengenkapsulasi zat aktif pada fase internal, yang dapat melindungi zat aktif dari lingkungan eksternal. Emulsi A/M/A dibuat dengan metode emulsifikasi dua tahap. Fase internal dibuat menggunakan emulgator poligliserol polirisinoleat (PGPR) 5% pada suhu 55°C dan diaduk dengan kecepatan 700 rpm. Fase eksternal dibuat menggunakan emulgator kombinasi Tween 20 (3,48%) dan Span 80 (6,52%). Emulsi yang terbentuk bersifat homogen dengan tipe emulsi A/M/A, ditandai oleh droplet fase internal berwarna biru, fase antara berwarna merah, dan fase kontinu berwarna biru melalui pewarnaan menggunakan metilen biru. Uji stabilitas Vitamin C pada emulsi A/M/A dilakukan pada suhu ruang dan 40°C. Stabilitas Vitamin C dievaluasi dari persen sisa kadar yang diperoleh melalui kurva baku, kemudian digunakan untuk menentukan kinetika orde dan nilai t90. Hasil menunjukkan bahwa pada suhu ruang, emulsi A/M/A memisah pada hari ke-3. Nilai t90 yang diperoleh sebesar 2,94 hari. Pada kondisi uji suhu 40°C, emulsi A/M/A memisah dan mengalami perubahan warna pada hari ke-10. Nilai t90 emulsi A/M/A sebesar 1,85 hari. Ketidakstabilan fisik seperti pemisahan fase mengindikasikan hilangnya kemampuan emulsi A/M/A dalam mengenkapsulasi Vitamin C, sehingga mempercepat laju degradasi dan menurunkan nilai t90. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan nilai t90 pada antar formula, dan uji Post Hoc menunjukkan adanya perbedaan signifikan nilai t90 antara emulsi A/M dan A/M/A. Pada penelitian ini, emulsi A/M/A yang dibuat tidak lebih menstabilkan Vitamin C dibandingkan dengan larutan Vitamin C 1% dan emulsi A/M. |