Hiperurisemia adalah keadaan saat kadar asam urat berada diatas batas normal yang dapat menyebabkan gout, batu ginjal, dan kerusakan ginjal. Prevalensi gout di dunia diperkirakan akan meningkat 70% pada tahun 2050. Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus folium) digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai antihiperurisemia. Senyawa flavonoid dalam daun kumis kucing diperkirakan dapat menjadi inhibitor xantin oksidase (XO). Senyawa flavonoid diuji secara in silico untuk mengetahui interaksi yang dapat terjadi. Sepuluh senyawa melalui skrinning ADME- T lalu dilakukan penambatan molekuler hingga mendapatkan rhamnazin (senyawa 7) yang merupakan ligan dengan energi afinitas dan kluster terbaik. Senyawa 7 memiliki energi afinitas terendah sebesar -10,0 kcal/mol dengan 1 kluster. Simulasi dinamika molekuler senyawa 7 dilakukan selama 300 ns dengan hasil RMSD dan RMSF memenuhi syarat (< 2Å dan < 3,5Å). DFT setelah penambatan dan dinamika molekuler menunjukkan perbedaan hasil SPE, HOMO-LUMO, dan ESP karena adanya perubahan konformasi selama dinamika molekuler. Berdasarkan uji in silico yang dilakukan, disimpulkan bahwa senyawa 7 memiliki interaksi yang baik dengan XO. |