Kesejahteraan psikologis adalah kondisi di mana individu merasa puas dengan hidupnya, memiliki emosi positif, serta mampu menghadapi tantangan dan stres dengan baik. Kesejahteraan psikologis pada penelitian ini ditinjau dari dimensi penerimaan diri, hubungan yang baik dengan orang lain, tujuan hidup, otonomi, pengembangan diri, dan penguasaan lingkungan. Kesejahteraan psikologis yang baik berkontribusi pada kesehatan mental yang stabil dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesejahteraan mahasiswa broken home Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Pendidikan dan Bahasa, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Psychology Well Being Scale dengan 32 pernyataan valid dan koefisien reliabilitas sebesar 0,909. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa broken home Program Studi Bimbingan dan Konseling secara keseluruhan tergolong dalam klasifikasi sejahtera dengan presentase 44% dan cukup sejahtera dengan presentase 47%. Berdasarkan perhitungan distribusi skor rata-rata setiap komponen variabel kesejahteraan psikologis, komponen yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi sampai paling rendah adalah tujuan hidup, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, penerimaan diri, penguasaan lingkungan, dan otonomi/mandiri. Mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home disarankan lebih proaktif dalam mencari dukungan sosial. Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2021 sampai dengan 2024 dan mahasiswa yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan memberikan layanan konseling kepada mahasiswa yang termasuk dalam kategori kurang sejahtera. |