Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak sering kali terbatas pada peran sebagai pencari nafkah, sementara tanggung jawab pengasuhan lebih banyak dibebankan kepada ibu. Minimnya keterlibatan ini dapat berdampak pada perkembangan anak, termasuk meningkatkan risiko perilaku menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba. Hal ini menjadi perhatian khusus pada laki-laki di usia remaja akhir, yang umumnya memiliki kedekatan khusus dengan sosok ayah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran keterlibatan ayah dalam kehidupan laki-laki yang pernah menyalahgunakan narkoba di masa remaja akhir, dengan mengacu pada lima aspek keterlibatan ayah, yaitu keterlibatan positif, kehangatan dan responsivitas, kontrol, perawatan tidak langsung, serta proses tanggung jawab.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling, jenis criterion sampling. Dua partisipan yang memenuhi kriteria diwawancarai secara semi-terstruktur. Data dianalisis menggunakan metode analisis tematik, dengan uji validitas melalui member checking dan triangulasi dengan sahabat serta sepupu partisipan. Penelitian menemukan bahwa minimnya keterlibatan ayah turut berkontribusi terhadap kerentanan partisipan dalam penyalahgunaan narkoba. Ketidakhadiran emosional, pola asuh, dan hambatan komunikasi. Dari lima aspek keterlibatan ayah, hanya aspek perawatan tidak langsung yang paling terlihat, sementara aspek lainnya masih terbatas. Tidak ditemukan perubahan keterlibatan yang signifikan dalam dinamika psikologis partisipan sebelum hingga mereka berhenti menggunakan narkoba. Meskipun dukungan finansial tetap diberikan, kurangnya kehadiran emosional tetap berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Temuan ini menegaskan pentingnya keterlibatan ayah secara menyeluruh dan konsisten sejak masa kanak-kanak dalam membentuk kedekatan emosional serta mencegah perilaku menyimpang di masa remaja. |