Vorikonazol merupakan obat antifungal golongan triazol dengan jendela terapi sempit dan variabilitas farmakokinetik tinggi. Penelitian ini bertujuan mengembangkan Molecularly Imprinted Polymer (MIP) sebagai metode deteksi spesifik vorikonazol dalam darah sebagai upaya pemantauan terapi obat dan personalisasi pengobatan. Penelitian dilakukan secara komputasional dengan model Density Functional Theory (DFT) untuk mengoptimasi struktur geometri dan menganalisis pembentukan kompleks antara vorikonazol sebagai molekul cetakan dengan 39 kandidat monomer. Berdasarkan parameter ikatan hidrogen intermolekul, binding affinity, energi kompleksasi (?E), parameter termodinamika, serta pertimbangan atas ketersediaan dan keamanan bahan, monomer 2-hydroxyethyl methacrylate (2-HEMA) dipilih sebagai monomer terbaik. Berdasarkan hasil analisis parameter FMO, kloforom (CHL) dipilih sebagai pelarut porogen terbaik dengan stabilitas yang baik. Hasil analisis interaksi non-kovalen menunjukkan adanya perubahan stabilitas sistem pada kondisi vakum dan tersolvasi dalam CHL menjadi lebih rendah, namun masih memungkinkan pembentukan ikatan intermolekuler berupa ikatan hidrogen. Berdasarkan analisis interaksi multimonomer, didapatkan rasio molekul cetakan:monomer terbaik sebesar 1:7. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan komputasional efektif dalam mendesain sistem MIP dengan molekul cetakan vorikonazol, untuk kemudian dapat dilanjutkan dan dikonfirmasi melalui percobaan di laboratorium. |