Krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia dewasa ini menjadi tantangan serius yang mengancam martabat dan kelangsungan hidup manusia. Menanggapi situasi ini, Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyeb, menandatangani dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, yang lebih dikenal dengan sebutan Dokumen Abu Dhabi sebagai peta jalan berharga untuk membangun perdamaian dan menciptakan hidup harmonis di antara umat beragama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai persaudaraan manusia dalam Dokumen Abu Dhabi yang dapat dijadikan pedoman dalam membantu orang muda menjadi agen perdamaian. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan menganalisis isi Dokumen Abu Dhabi secara mendalam. Proses penelitian meliputi kegiatan membaca, mengidentifikasi, menganalisis, dan mensintesis nilai-nilai persaudaraan yang terdapat dalam Dokumen Abu Dhabi. Hasil kajian menunjukkan terdapat dua belas pokok penting untuk membangun perdamaian dan persaudaraan di tengah keberagaman. Dua belas pokok tersebut kemudian dirangkum dalam lima tema yakni: (1) keberagaman beragama, (2) realitas zaman dan situasi masa kini (3) kebebasan sebagai landasan memperjuangkan kemanusiaan (4) panggilan manusia di tengah dunia yang terluka dengan harapan akan kehidupan yang lebih baik dan bermartabat (5) membangun dunia sebagai saudara. Kelima tema tersebut, dikembangkan menjadi program katekese untuk membekali orang muda menjadi agen perdamaian dan persaudaraan berdasarkan nilai-nilai Dokumen Abu Dhabi. |