Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pandangan umum bahwa Generasi Z kurang memiliki ketertarikan terhadap praktik rohani seperti doa dan peribadatan. Pandangan terhadap generasi Z ini nampaknya juga berlaku terhadap Orang Muda Katolik (OMK) masa kini yang secara umum termasuk dalam gen Z. Namun demikian, ada satu komunitas OMK yaitu OMK Santo Fransiskus Assisi Wilayah 08 Paroki Cengkareng yang menunjukkan kenyataan yang berbeda. Komunitas OMK ini nampak memiliki keterlibatan yang aktif dan konsisten dalam kehidupan menggereja, khususnya doa dan peribadatan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana OMK tersebut memaknai doa dan peribadatan dalam perjalanan iman mereka secara personal maupun komunal. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap tujuh narasumber. Data penelitian dianalisis secara tematik menurut isi dan jumlah pertanyaan berdasarkan ajaran Gereja mengenai doa dan peribadatan serta kaum muda dari Kitab Suci, Katekismus Gereja Katolik, dokumen Christus Vivit serta beberapa buku dan jurnal yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OMK melihat doa sebagai perjumpaan pribadi dengan Allah dan peribadatan sebagai ruang membangun iman dan kebersamaan. Namun demikian, terdapat tantangan seperti distraksi digital, rendahnya motivasi, serta kurangnya bentuk pembinaan rohani yang menyentuh kebutuhan batin orang muda. Sebagai respon, penulis merancang sebuah program katekese dalam bentuk rekoleksi mingguan yang membahas empat tema mengenai doa dan peribadatan untuk OMK guna membentuk kehidupan doa yang reflektif dan partisipatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa katekese yang berbasis pengalaman nyata disertai metode kreatif, mampu memperdalam pemaknaan doa bagi OMK serta mendorong keterlibatan aktif mereka dalam hidup menggereja. |