Kulit merupakan organ yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai lingkungan eksternal. Namun kulit sendiri sering mengalami gangguan sehingga menyebabkan inflamasi. Umumnya, kondisi inflamasi dapat diatasi oleh obat golongan NSAID dan kortikosteroid topikal, tetapi kedua golongan obat ini masih memiliki risiko efek samping. Maka, dapat digunakan alternatif dari bahan alam seperti kunyit yang mengandung senyawa kurkumin yang berpotensi sebagai anti-inflamasi. Efek anti-inflamasi yang optimal didapatkan ketika kurkumin terdeposisi di lapisan dermis dan epidermis kulit. Untuk mencapai lapisan tersebut, maka kurkumin harus melewati stratum korneum dengan struktur kompleks sehingga menjadikannya sebagai tantangan penetrasi. Selain itu, kurkumin juga rentan terhadap paparan dari faktor lingkungan seperti cahaya dan perubahan pH. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, kurkumin dapat diformulasikan dalam sistem penghantaran berupa nanostructured lipid carrier (NLC). Berdasarkan hasil optimasi dengan Simplex Lattice Design, didapatkan formula NLC yang optimal (FN5) dengan konsentrasi kurkumin 0,5%, GMS 4%, VCO 6%, Tween 80 5%, PEG 400 0,5%, dan akuades 84%. Hasil evaluasi menunjukkan FN5 memiliki ukuran partikel sebesar 301 nm dan efisiensi enkapsulasi sebesar 85,2%. Setelah diinkorporasikan ke dalam gel, gel NLC yang optimal diperoleh dengan konsentrasi carbomer 0,5% (FG1). Berdasarkan hasil evaluasi fisik, ditemukan bahwa FG1 berwarna kuning, konsistensi kental, homogen, dan memiliki aroma khas minyak. FG1 juga memiliki nilai pH sebesar 5,1, nilai daya sebar sebesar 5,6 cm, nilai daya lekat sebesar 35,3 detik, nilai viskositas sebesar 9858 cPs, dan sifat alir pseudoplastis. Hasil uji penetrasi dan studi deposisi menunjukkan bahwa kadar kurkumin yang berpenetrasi setelah 5 jam untuk FG1 adalah 1,817% dan yang teretensi di membran sebanyak 31,75%. |