Jerawat adalah masalah kulit yang umum terjadi dan sering dikaitkan dengan infeksi sekunder yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, bakteri yang secara alami terdapat pada kulit manusia. Pencarian alternatif yang lebih aman dan alami untuk agen antibakteri konvensional telah meningkatkan minat terhadap produk kosmetik berbahan dasar tumbuhan. Penelitian ini mengeksplorasi formulasi dan aktivitas antibakteri dari pembersih wajah yang mengandung ekstrak seledri (Apium graveolens L.) dan lidah buaya (Aloe barbadensis Miller), yang keduanya dikenal dengan senyawa bioaktifnya yang memiliki manfaat potensial bagi kulit. Penelitian ini melibatkan optimasi formulasi pembersih melalui metode Simplex Lattice Design, mengevaluasi sifat fisik, stabilitas, dan efektivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan menggunakan teknik mikrodilusi. Berdasarkan hasil optimasi dengan Simplex Lattice Design, Formula yang optimal serta stabil dari penelitian ini adalah formula 2 (ekstrak seledri 6,66%, ekstrak seledri 6,66%, minyak zaitun 12,75%, KOH 7,25%, asam sitrat 1%, CMC Na 1%, niacinamide 2%, cocamidopropyl betaine 4%) yang berwarna hijau gelap, kental, beraroma mawar, nilai pH 7,23; viskositas 1829 cPs; tinggi busa 1,5 cm; stabilitas busa 80,00% dan formulasi tersebut menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh nilai konsentrasi hambat minimum (MIC) sebesar 62,5 mg/ml dan konsentrasi bakterisida minimum (MBC) 125 mg/ml terhadap Staphylococcus aureus. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan sinergis ekstrak seledri dan lidah buaya dalam pembersih wajah menawarkan alternatif alami yang menjanjikan untuk kulit berjerawat, yang menggabungkan aksi antibakteri yang efektif dengan hidrasi dan keamanan kulit. |