Latar Belakang: Pandemi COVID-19 yang terjadi membawa banyak kerugian. Oleh karena itu, WHO (World Health Organization) mengeluarkan beberapa protokol untuk mencegah penyebaran virus ini. Salah satu protokol yang dianjurkan adalah sering mencuci tangan. Perilaku sering mencuci tangan dapat merugikan bagi masyarakat, yaitu dermatitis kontak iritan (DKI). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh peningkatan frekuensi mencuci tangan terhadap kejadian dermatitis kontak iritan pada masyarakat umum selama pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini berupa tinjauan sistematis dilakukan dengan mencari artikel penelitian dari beberapa database, yaitu PubMed, EBSCO, ProQuest, Emerald Insight, Google Scholar, dan OpenGrey. Artikel-artikel ini akan disesuaikan dengan kriteria penelitian. Hasil: Frekuensi yang terkait dengan kejadian DKI didapatkan bervariasi, yaitu 5 kali atau lebih dan lebih dari 6 kali. Keluhan yang timbul pun bervariasi, yaitu kulit kering, rasa gatal, skin tightness, kulit merah, sensasi terbakar, scaling, fisura, dan nyeri. Usia, jenis kelamin, dan riwayat atopik dapat meningkatkan risiko terjadinya DKI. Kesimpulan: Sebagian besar artikel menyatakan terdapat hubungan antara pengaruh peningkatan frekuensi mencuci tangan terhadap peningkatan kejadian DKI. Gejala yang sering timbul, yaitu kulit kering, gatal, dan kulit merah. Usia, jenis kelamin, dan riwayat atopik dapat meningatkan risiko terjadinya DKI. |