Perempuan banyak mengisi bidang kesehatan, seperti dokter, perawat, dan bidan. Dokter perempuan yang telah memiliki keluarga rentan mengalami work-family conflict. Work -family conflict dapat terjadi akibat ketidaksesuaian antara peran dalam keluarga dengan perannya di pekerjaan, sehingga menimbulkan tekanan antara keduanya. Tantangan bekerja yang mereka alami berkaitan dengan jam kerja, kesiapan diri dalam setiap kondisi, dan tanggung jawab memberikan pelayanan yang berkualitas kepada setiap pasien. Di tengah tuntutan kerja, para ibu bekerja masih harus bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Penelitian ini akan fokus melihat gambaran work-family conflict yang mungkin saja terjadi pada ibu yang bekerja sebagai. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain reflexive thematic anlaysis. Penelitian ini melibatkan empat partisipan dengan karakteristik dokter perempuan, memiliki anak dengan usia maksimal 13 tahun, dan suami yang juga bekerja (dual-career couple). Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur. Strategi analisis yang digunakan adalah thematic analysis. Penelitian menemukan dua bentuk work-family conflict yang paling sering dialami partisipan, yaitu time-based conflict dan strain-based conflict. Behavior-based conflict justru dapat memberikan dukungan terhadap peran mereka dalam keluarga. Work-family conflict memberikan dampak fisik seperti kelelahan dan dampak psikis seperti stress dan kecemasan. Work-family conflict yang dialami ibu bekerja juga dipengaruhi oleh faktor kepuasan dalam hidup dan pernikahan, jumlah dan dukungan keluarga, kepuasan dalam bekerja, dukungan perusahaan, alasan tetap menjadi working mother, dan bidang kedokteran yang ditekuni. Penelitian ini juga menemukan faktor menarik yaitu gaya pengasuhan orang tua sebelumnya dan kondisi khusus pada anak. Jika penelitian selanjutnya ingin mengangkat konstruk yang serupa, disarankan untuk meneliti beberapa bidang spesialisasi kedokteran yang berbeda. |