Musik K-pop diminati oleh hampir seluruh kalangan, khususnya remaja. Aktivitas yang dilakukan penggemar K-pop cukup beragam seperti, mendengarkan musik K-pop, menonton musik video K-pop, dan masih banyak lagi. Saat melakukan aktivitas tersebut, penggemar dapat menunjukkan reaksi yang berlebihan yang dapat mengarah ke arah fanatisme. Perilaku obsesi penggemar K-pop membuat masyarakat memandang penggemar K-pop sebagai individu yang menganggap budaya korea lebih unggul dibandingkan budayanya sendiri. Menyukai K-pop secara berlebihan dapat membuat ikatan emosional individu dengan budaya mereka sendiri terputus dan menyebabkan terjadinya kebingungan identitas. Sebelumnya, belum ditemukan penelitian mengenai hubungan antara celebrity worship dan identitas nasional. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara celebrity worship dan identitas nasional pada remaja penggemar K-pop di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain correlational. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah individu berusia 15-19 tahun, penggemar K-pop, tergabung ke dalam fandom K-pop, dan berdomisili di Indonesia. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 384 partisipan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua alat ukur, yaitu Skala Identitas Nasional dan Celebrity Attitude Scale. Teknik analisis yang digunakan adalah uji korelasi one-tail antara Skala Identitas Nasional dan Celebrity Attitude Scale. Hipotesis dalam penelitian ini ditolak karena tidak ditemukan hubungan negatif antara celebrity worship dan identitas nasional. Meskipun tidak ditemukan hubungan negatif antara celebrity worship dan identitas nasional, para remaja penggemar K-pop dapat mempertahankan rasa cintanya akan warisan budaya lokal dan lebih selektif dalam mengadaptasi budaya korea ke dalam kehidupan mereka. Kemudian, peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik sampel lain sehingga hasilnya dapat direpresentasikan terhadap populasi. |