Latar Belakang : Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit yang menyerang sistem perkemihan, baik dari organ hingga salurannya. Penyakit ini dilaporkan mencapai 8.3jt per tahun di dunia dan di Indonesia berkisar antara 5-15% atau 90-100 kasus per 100.000 penduduk. Pada anak-anak, penyakit ini merupakan penyakit dengan angka tersering kedua setelah penyakit pernafasan di Indonesia. Penyakit ini tentunya akan menimbulkan beban ekonomi pada negara dan harus segera di atasi. Pada anak-anak sekitar 56,6% tidak mengkonsumsi buah dan sayur yang dipercaya mampu dalam mengatasi ISK. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pola kebiasaan makan buah dan sayur terhadap jumlah suspek ISK pada anak usia sekolah.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitan analitik yang dilakukan secara potong lintang terhadap 331 murid di Jakarta Utara. Penilaian pola kebiasaan konsumsi buah dan sayur pada murid dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan penilaian sampel urin dilakukan dengan melakukan pemeriksaan urinalisis urin. Analisis data ini menggunakan uji Fisher dengan SPSS v.22.
Hasil : Didapatkan jumlah responden yang memiliki nilai positif suspek ISK adalah sebanyak 9 orang (2.7%) . Hasil analisis data menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara pola kebiasaan makan buah dan sayur terhadap jumlah suspek ISK, P=0,738. Hasil analisis data terhadap faktor risiko ISK lainnya juga tidak terdapat hubungan bermakna seperti jenis kelamin (p= 0,498), kecukupan minum air (p=0,698).
Kesimpulan : Pola kebiasaan makan buah dan sayur tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah suspek ISK pada anak SD kelas 4-6. Walaupun pola kebiasaan makan buah dan sayur tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap jumlah suspek ISK pada anak SD kelas 4-6, pada anak yang kurang mengkonsumsi sayur memiliki persentase suspek ISK yang lebih besar dari anak yang mengkonsumsi cukup buah dan sayur. |