Pasar modal berperan strategis dalam perekonomian, namun transaksi repurchase agreement (repo) di pasar modal dapat menimbulkan risiko hukum, seperti gagal bayar. Kasus gagal bayar oleh PT Royal Investium Sekuritas menyebabkan kerugian investor dan pemegang saham, khususnya dalam transaksi saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk, PT Indo Pureco Pratama Tbk, dan PT Berkah Beton Sedaya Tbk.
Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif untuk mengkaji perlindungan hukum investor dalam transaksi repo berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 9/POJK.04/2015 tentang Pedoman Transaksi Repurchase Agreement bagi Lembaga Jasa Keuangan.
Dalam kasus PT Royal Investium Sekuritas, kesulitan penegakan hukum terkait gagal bayar repo menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem perlindungan investor. Sanksi administratif yang dapat dijatuhkan, seperti peringatan tertulis hingga pencabutan izin usaha, diharapkan dapat memberikan efek jera dan melindungi kepentingan investor.
Dari analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perlunya perbaikan regulasi, peningkatan pengawasan, dan mekanisme perlindungan investor yang lebih komprehensif dalam transaksi repurchase agreement di pasar modal Indonesia. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pasar modal dapat menjadi lebih stabil dan menarik bagi investor, sehingga kepercayaan publik terhadap pasar modal dapat terjaga dan ditingkatkan. Perlindungan yang lebih baik bagi investor tidak hanya akan mengurangi risiko kerugian, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. |