| Kendaraan listrik di dunia memiliki tren peningkatan jumlah unit maupun penggunanya. Di Indonesia sendiri, fenomena tersebut juga terjadi, dengan adanya peningkatan 13 kali lipat dalam jumlah pengguna. Beriringan dengan perkembangan kendaraan listrik, tentu membutuhkan regulasi keamanan, salah satunya yaitu Regulasi UN-136. Regulasi ini sendiri bertujuan untuk mengembangkan industri kendaraan listrik itu sendiri dan juga tentang keamanan baterai. Fokus dalam penelitian ini adalah melakukan rancang bangun alat uji emisi hidrogen pada komponen baterai atau REESS (Rechargeable Energy Storage System) sesuai regulasi UN-136. Hasil rancang bangun menghasilkan alat uji emisi gas hidrogen yang berupa kotak chamber gas dengan komponen elektronik seperti kipas pengaduk, pengecas aki, dan modul elektronik yang mengandung mikrokontroller ESP32, sensor hidrogen, sensor suhu, sensor tegangan, sensor arus, dan sensor tekanan atmosfer. Alat lalu digunakan untuk menguji 2 buah baterai 12 volt 12Ah dengan model 6-DZF-12. Pengujian dilakukan selama 5 jam untuk masing-masing baterai dan setelah didapat data dari hasil pengujian, data akan diolah dengan persamaan yang ditentukan oleh regulasi UN-136. Hasil dari pengujian menunjukkan peningkatan konsentrasi hidrogen pada masing-masing baterai, dimana baterai pertama menghasilkan 0,0009214790 gram dan 0,000014883 gram. Pengujian ini menunjukkan kedua baterai masih dibawah ambang batas dari yang ditentukan oleh regulasi, yaitu 125 gram. |