Kekerasan seksual merupakan salah satu isu yang berada di dalam skala darurat di Indonesia. Kasus yang terjadi setiap tahunnya kian bertambah, namun tingkat intervensi yang dilakukan masih rendah. Salah satu fenomena yang menjelaskan hal ini adalah perilaku bystander yang memiliki kecenderungan untuk tidak mengambil tindakan di dalam situasi darurat, dengan berbagai alasan dan faktor, salah satunya adalah kepribadian, yang dipercaya juga berhubungan erat dengan perilaku. Salah satu dimensi kepribadian yang relevan dengan situasi sosial adalah ekstraversi, yang menggambarkan bagaimana individu berperilaku dan menerima lingkungan sosialnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan ekstraversi dengan intensi bystander untuk membantu korban kekerasan seksual. Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif non-eksperimental yang dilakukan dengan mengumpulkan data numerik untuk menjelaskan fenomena bystander effect. Pemilihan partisipan dilakukan dengan teknik convenience sampling dengan karakteristik partisipan berusia dewasa 20-40 tahun yang tinggal di Jabodetabek, yang pernah melihat situasi kekerasan seksual. Jumlah partisipan di dalam penelitian ini adalah 194. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan hasil r = 0.240 dengan p-value 0.01. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa ekstraversi memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi untuk menolong korban kekerasan seksual dari bystander. |