| Laki-laki dewasa yang terdiagnosis Human Immunodeficiency Virus memiliki banyak tantangan dalam kehidupannya, tantangan tersebut sering dialami oleh ODHIV salah satunya adalah stigma negatif. Stigma tersebut muncul dari keluarga terdekat seperti ayah, ibu, dan saudara, lalu mertua, lingkungan rumah, dan lingkungan tempat kerja, sehingga membuat laki-laki dewasa yang terdiagnosis HIV merasa tertekan. Hal tersebut berpengaruh pada aspek kualitas hidup dan perceived social support laki-laki dewasa yang menderita HIV. Kualitas hidup merupakan komponen yang penting dalam menilai aspek kehidupan fisik, mental, dan sosial seorang individu. Kualitas hidup dapat diukur melalui empat faktor kehidupan individu, yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Kualitas hidup juga dapat dinilai melalui pengamatan terhadap rasa puas individu terhadap kehidupan yang dijalaninya, sehingga terdapat dua faktor tambahan yaitu tingkat kebebasan dan spiritual. Dengan demikian, peneliti ingin melihat gambaran kualitas hidup pada laki-laki dewasa yang terdiagnosis HIV. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pemilihan partisipan dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Partisipan penelitian ini adalah tiga yang terdiagnosis HIV, tiga partisipan laki-laki dewasa sudah terdiagnosis selama 22 tahun, 26 tahun, dan 27 tahun. Dari hasil data wawancara yang sudah dilakukan kepada tiga partisipan, menunjukkan bahwa gambaran kualitas hidup dan perceived social support dari ketiga partisipan sejalan dengan penelitian yang sudah ada seperti terdapat dukungan dari istri, orang tua, dan saudara sehingga dapat hidup menjadi lebih baik, seperti terapi ARV secara rutin, lebih mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, aspek kualitas hidup yang menonjol dari tiga partisipan adalah relasi sosial |