Anda belum login :: 01 May 2025 19:59 WIB
Detail
BukuGambaran Toxic Masculinity dan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) pada Remaja Laki-Laki
Bibliografi
Author: Hu, Sarah Magia ; Rossalia, Nanda (Advisor)
Topik: Toxic Masculinity; Body Dysmorphic Disorder (BDD); Remaja Laki-Laki.
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2025    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
Abstract
Maskulinitas sering dikaitkan dengan ekspektasi sosial yang menuntut laki-laki untuk selalu tegar, kuat, dan pantang menyerah. Namun, ekspektasi ini dapat menciptakan tekanan sosial yang berujung pada toxic masculinity, yang berisiko memicu gangguan mental seperti kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD). Gangguan ini ditandai dengan persepsi berlebihan terhadap cacat kecil atau tak terlihat pada penampilan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi gambaran toxic masculinity dan kecenderungan BDD pada remaja laki-laki.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan wawancara terstruktur, yang dilakukan pada remaja laki-laki berusia 17-18 tahun di tingkat SMA. Sebanyak tiga partisipan dipilih berdasarkan hasil screening CMNI-46 yang memiliki skor lebih dari 119. Penggunaan skor di atas 119 memastikan bahwa partisipan yang dipilih benar-benar mewakili, sekaligus memungkinkan peneliti mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan terhadap norma maskulin. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode thematic analysis, dengan menjaga integritas data melalui triangulasi data.
Penelitian ini mengungkapkan gambaran toxic masclinity dan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) pada remaja laki-laki dalam konteks ekspektasi maskulinitas tradisional yang menekankan dominasi, penekanan emosi, dan penghindaran kerentanan. Tekanan untuk memenuhi standar maskulinitas, seperti citra fisik ideal, memicu perilaku kompulsif, kecemasan, dan isolasi sosial, berdampak negatif pada kesehatan mental. Faktor keluarga, budaya, media sosial, agama, ekonomi, dan urutan kelahiran memengaruhi pemahaman maskulinitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi dan penelitian lebih lanjut untuk memahami perilaku individu dalam konteks ini.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)