Pemilihan umum (pemilu) yang terjadi di Indonesia tahun 2024 adalah pemilu untuk memilih presiden, wakil presiden, dan wadah-wadah legislatif di Indonesia. Dalam berjalannya pemilu 2024 ini, banyak kontroversi mengenai etika yang terjadi. Pemikiran-pemikiran kontroversi ini tentu tidak salah, namun hal ini menunjukkan bahwa adanya dinamika pemikiran mengenai etika pada masyarakat Indonesia saat pemilu 2024 ini. Kontestasi ini kemudian di menangkan oleh 02 yang calonnya adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Padahal mereka adalah calon yang digadang-gadang banyak melanggar etika. Dalam konteks ini, pemilih terbesar nomor tersebut adalah Gen Z. Gen Z kemudian menjadi menarik dikarenakan boleh jadi benar dan salah kemudian bukan terikat kepada rekam jejak, namun kepada hal yang lain. Oleh karena itu, berlandaskan pemikiran tersebut penelitian ini kemudian akan mempelajari dinamika etika tersebut khususnya pada kelompok Gen Z yang didominasi oleh mahasiswa. Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama bertujuan untuk memahami atribut representasi sosial mengenai etika dalam politik ini dengan menggunakan metode free association task. Stimulus yang diberikan adalah “Etika dalam pemilu 2024”. Dari tahap pertama ini didapatkan 125 partisipan dengan total respon 297 buah. Adapun kemudian respon tersebut diolah menggunakan content analysis. Pada tahap kedua, peneliti melakukan focus group discussion, bertujuan untuk mencari kontradiksi pemikiran yang terjadi mengenai etika. Partisipan diminta untuk memberikan respon terhadap sejumlah stimulus mengenai kontroversi etika yang sudah peneliti siapkan sebelumnya. Diskusi dari 10 partisipan tersebut kemudian diolah menggunakan thematic analysis dan melihat tema-tema yang sifatnya kontradiktif. Hasil yang didapatkan pada tahapan pertama, ditemukan dua buah pengkategorian yang di bagikan di antara para mahasiswa bahwa etika adalah bentuk kejujuran dan etika digambarkan sebagai banyaknya opini di masyarakat. Adapun kemudian melalui tahapan pertama diinterpretasikan bahwa etika merupakan sebuah aturan, prosedur dan tata cara dibandingkan sebuah evaluasi moral. Selanjutnya, pada tahapan kedua ditemukan terdapat empat buah themata yang terdiri dari self vs others, lumrah vs tidak lumrah, private vs public dan exact vs fluid. Dari pemahaman ini ditemukan bahwa pandangan etika ini tidak linear dan berbagai pemahaman akan etika politik di masyarakat bersumber dari berbagai pengetahuan yang beredar, menjadi sebuah framework berpikir seorang manusia sesuai dengan pengetahuan yang telah diterima dirinya mengenai etika tersebut. |