Ibu bekerja menghadapi tantangan dalam menjalani peran ganda, yang dapat meningkatkan parenting stress. Tantangan ini dialami oleh ibu bekerja dengan status ekonomi tinggi di kota besar seperti Jabodetabek, di mana biaya hidup yang tinggi dan ekspektasi sosial turut berkontribusi terhadap peningkatan stres. Selain itu, faktor anak, khususnya yang berusia 0–5 tahun dan membutuhkan perhatian lebih, juga menjadi aspek penting yang berpengaruh terhadap pengalaman parenting stress. Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan pengasuhan dapat membuat ibu lebih rentan terhadap parenting stress, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat berdampak negatif pada perkembangan anak dan kesejahteraan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan parenting stress dan strategi coping ibu bekerja dengan status ekonomi tinggi yang memiliki anak usia 0–5 tahun. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini, dengan partisipan yang bekerja minimal 6–8 jam per hari, memiliki skor Parental Stress Scale (PSS) = 8, dan berdomisili di Jabodetabek. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-structured dan dianalisis menggunakan thematic analysis, dengan member checking untuk memastikan kesesuaian hasil dengan pengalaman partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bekerja dengan status ekonomi tinggi tetap mengalami parenting stress karena perilaku anak yang tantrum, kesehatan fisik terganggu, serta keletihan emosional. Namun, ibu bekerja terbantu dengan adanya suami dan teman yang suportif, serta helper berupa daycare, Asisten Rumah Tangga (ART), dan suster. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi pengaruh sektor pekerjaan dan dukungan pengasuhan terhadap parenting stress. |