Anda belum login :: 21 Jul 2025 16:32 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Saptagon Aksesabilitas Rumahtangga Nelayan dalam Penanggulangan Kemiskinan
Oleh:
Muhammad, Sahri
;
Islamy, Irfan
;
Sukoharsono, Eko Ganis
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi:
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences) vol. 19 no. 02 (Aug. 2007)
,
page 136-146.
Topik:
Saptagon Akses
;
Nelayan
;
Kemiskinan
Ketersediaan
Perpustakaan PKPM
Nomor Panggil:
J99
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Penelitian inibertujuan : (l) Identifikasi kelembagaan nelayan yang dikembangkan dalam menghadapi perubahan bio-flsik sumberdaya perikanan dan cara untuk mengatasi kemiskinan dan kerentanan sosial-ekonomi rumahtangga nelayan, (2) Analisis dampak intervensi kebijakan yang bersifat ektemal terhadap peubahan kesejahteraan nelayan, dan (3) Merumuskan aksesabilitas rumahtangga nelayan miskin dalam ketidakberdayaan mengatasi kebutuhan hidupnya. Penelitian menggunakan metode survei dan PRA (poverty rapid appraisal). Data primer dikumpulkan dari responden rumahtangga nelayan menggunakan pendekatan Participatory Poverty Assessment (PPA) dan Sustainable Livelihoods Approach (SLA). Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian tahun kedua ini adalah sebagai berikut, yaitu: (1) Dengan melakukan internalisasi faktor eksternal aset rumahtangga nelayan teridentifikasi tujuh kelembagaan berperan penting dalam penguatan pentagon aset. Oleh karena itu model aksesibilitas rumahtangga nelayan memerlukan kelembagaan saptagon akses yaitu penguatan Kelompok Usaha Bersama (KUB), PSBK (Lembaga Pengelola Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas), LKMP(Lemnbaga Keuangan Mikro Masyarakat Pesisir), KIE (Kelembagaan Komunikasi, Informasi dan Edukasi), BDS (Business Development Servuce oleh Perguruan Tinggi/LSMj, KKPPK (Komite Konsultasi Perikanan Kabupaten) dan KPEL (Kemitraan Untuk Pengembangan Ekonomi Lokal), yaitu dengan melakukan internalisasi faktor eksternal aset rumahtangga dan lingkungan nelayan kecil, (2) Penguatan saptagon akses menunjukkan berdampak peningkatan pendapatan pada rumahtangga nelayan melaui penguatan alternatif mata pencaharian (AMP). (3) Untuk meningkatkan aksesibilitas rumahtangga nelayan dalam menanggulangi kemiskinan secara komprehensif, maka upaya pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan nelayan miskin perlu dilakukan adaptasi paradigma pentagon aset dengan pendekatan Sustaiable Livelihood Approach (SLA) menjadi Penelitian inibertujuan : (l) Identifikasi kelembagaan nelayan yang dikembangkan dalam menghadapi perubahan bio-flsik sumberdaya perikanan dan cara untuk mengatasi kemiskinan dan kerentanan sosial-ekonomi rumahtangga nelayan, (2) Analisis dampak intervensi kebijakan yang bersifat ektemal terhadap peubahan kesejahteraan nelayan, dan (3) Merumuskan aksesabilitas rumahtangga nelayan miskin dalam ketidakberdayaan mengatasi kebutuhan hidupnya. Penelitian menggunakan metode survei dan PRA (poverty rapid appraisal). Data primer dikumpulkan dari responden rumahtangga nelayan menggunakan pendekatan Participatory Poverty Assessment (PPA) dan Sustainable Livelihoods Approach (SLA). Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian tahun kedua ini adalah sebagai berikut, yaitu: (1) Dengan melakukan internalisasi faktor eksternal aset rumahtangga nelayan teridentifikasi tujuh kelembagaan berperan penting dalam penguatan pentagon aset. Oleh karena itu model aksesibilitas rumahtangga nelayan memerlukan kelembagaan saptagon akses yaitu penguatan Kelompok Usaha Bersama (KUB), PSBK (Lembaga Pengelola Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas), LKMP(Lemnbaga Keuangan Mikro Masyarakat Pesisir), KIE (Kelembagaan Komunikasi, Informasi dan Edukasi), BDS (Business Development Servuce oleh Perguruan Tinggi/LSMj, KKPPK (Komite Konsultasi Perikanan Kabupaten) dan KPEL (Kemitraan Untuk Pengembangan Ekonomi Lokal), yaitu dengan melakukan internalisasi faktor eksternal aset rumahtangga dan lingkungan nelayan kecil, (2) Penguatan saptagon akses menunjukkan berdampak peningkatan pendapatan pada rumahtangga nelayan melaui penguatan alternatif mata pencaharian (AMP). (3) Untuk meningkatkan aksesibilitas rumahtangga nelayan dalam menanggulangi kemiskinan secara komprehensif, maka upaya pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan nelayan miskin perlu dilakukan adaptasi paradigma pentagon aset dengan pendekatan Sustaiable Livelihood Approach (SLA) menjadi Penelitian inibertujuan : (l) Identifikasi kelembagaan nelayan yang dikembangkan dalam menghadapi perubahan bio-flsik sumberdaya perikanan dan cara untuk mengatasi kemiskinan dan kerentanan sosial-ekonomi rumahtangga nelayan, (2) Analisis dampak intervensi kebijakan yang bersifat ektemal terhadap peubahan kesejahteraan nelayan, dan (3) Merumuskan aksesabilitas rumahtangga nelayan miskin dalam ketidakberdayaan mengatasi kebutuhan hidupnya. Penelitian menggunakan metode survei dan PRA (poverty rapid appraisal). Data primer dikumpulkan dari responden rumahtangga nelayan menggunakan pendekatan Participatory Poverty Assessment (PPA) dan Sustainable Livelihoods Approach (SLA). Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian tahun kedua ini adalah sebagai berikut, yaitu: (1) Dengan melakukan internalisasi faktor eksternal aset rumahtangga nelayan teridentifikasi tujuh kelembagaan berperan penting dalam penguatan pentagon aset. Oleh karena itu model aksesibilitas rumahtangga nelayan memerlukan kelembagaan saptagon akses yaitu penguatan Kelompok Usaha Bersama (KUB), PSBK (Lembaga Pengelola Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas), LKMP(Lemnbaga Keuangan Mikro Masyarakat Pesisir), KIE (Kelembagaan Komunikasi, Informasi dan Edukasi), BDS (Business Development Servuce oleh Perguruan Tinggi/LSMj, KKPPK (Komite Konsultasi Perikanan Kabupaten) dan KPEL (Kemitraan Untuk Pengembangan Ekonomi Lokal), yaitu dengan melakukan internalisasi faktor eksternal aset rumahtangga dan lingkungan nelayan kecil, (2) Penguatan saptagon akses menunjukkan berdampak peningkatan pendapatan pada rumahtangga nelayan melaui penguatan alternatif mata pencaharian (AMP). (3) Untuk meningkatkan aksesibilitas rumahtangga nelayan dalam menanggulangi kemiskinan secara komprehensif, maka upaya pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan nelayan miskin perlu dilakukan adaptasi paradigma pentagon aset dengan pendekatan Sustaiable Livelihood Approach (SLA) menjadi saptagon akses.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)